SELAMAT DATANG DI BLOG SEKOLAH DASAR NEGERI 3 PAYUNGSARI KORWIL PENDIDIKAN KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

Rabu, 22 Februari 2012

Mendikbud: Hanya 30 Persen Guru Honorer yang Diangkat PNS

Memdikbud : Muhammad Nuh
Jakarta Tidak semua guru honorer akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dari 600 ribu guru honorer yang ada, hanya 30 persen saja yang bisa mendapat perbaikan status.

“Kira-kira 30 persen dari mereka akan direkrut, tidak mungkin kalau sekitar 600 ribu direkrut,“ kata Mendikbud Muhammad Nuh di kantor presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Rabu (22/2/2012).

Menurut Nuh, para guru honorer yang diangkat jadi PNS bakal diseleksi ketat. Selain itu, distribusi penempatan para PNS itu juga akan diperbaiki.

“Kalau sekarang honorer di kabupaten A melebihi, bisa jadi diangkat di kabupaten B. Sehingga sekaligus perbaikan distribusi,” terangnya.

Meski tidak semua guru honorer diangkat, Nuh meminta mereka tidak berkecil hati. “Kalau tidak dapat pegawai negeri, ada tunjangan profesi, dari sisi kesejahteraan bisa tetap diperhatikan,“ imbuhnya.

Minggu, 05 Februari 2012

Membuat Agar Belajar Lebih Efektif

Bagaimana trik agar belajar efektif? Baiklah kita akan mencoba mengupas 10 trik agar bisa sukses dalam belajar. Seperti dikutip dari kompas.com, kebanyakan pelajar justru meraih kesuksesan dengan mengembangkan dan mengaplikasikan kebiasaan belajar yang efektif. Berikut ini 10 trik untuk membuat belajar Anda lebih efektif.

1. Pastikan tidak ada gangguan selama belajar
Carilah tempat belajar yang aman dari gangguan. Ketika Anda terganggu saat belajar maka itu akan membuyarkan konsentrasi dan kegiatan belajar menjadi tidak efektif.

2. Manfaatkan kelompok belajar dengan efektif
Pernah mendengar pepatah, "Dua kepala lebih baik daripada satu kepala?". Pepatah ini bisa jadi benar untuk diterapkan dalam kegiatan belajar. Belajar secara kelompok akan membawa sejumlah keuntungan, diantaranya, mendapatkan bantuan dari pelajar lainnya saat Anda berjuang untuk memahami sebuah konsep, menyelesaikan tugas dengan lebih cepat, dan berbagi pengetahuan dengan pelajar lain yang akan membantu mereka dan diri Anda sendiri untuk menginternalisasi persoalan. Tetapi, kelompok belajar akan menjadi tidak efektif ketika tidak terstruktur dan anggota grup minim persiapan.

3. Review catatan, tugas, dan materi lainnya setiap akhir pekan
Pelajar yang sukses biasanya selalu mereview apa yang telah mereka pelajari selama seminggu di setiap akhir pekan. Cara ini akan membuat mereka mempersiapkan diri lebih baik untuk melanjutkan pembelajaran konsep-konsep baru pada pekan berikutnya.

4. Selalu review catatan Anda sebelum mulai mengerjakan tugas
Hal yang pasti, sebelum Anda dapat mereview catatan yang dimiliki, maka Anda harus memiliki catatan tersebut. Pastikan bahwa Anda selalu membuat catatan yang baik selama di kelas. Sebelum memulai setiap sesi belajar dan mengerjakan tugas utama yang harus diselesaikan, pastikan Anda tahu bagaimana mengerjakannya dengan benar.

5. Jangan mencoba untuk memaksakan belajar dalam satu sesi
Biasanya, para pelajar yang sukses selalu meluangkan waktu belajarnya lebih pendek dan jarang memaksakan mempelajari seluruhnya dalam satu atau dua sesi. Kuncinya, belajarlah dengan konsisten dan lakukan secara reguler meskipun dalam waktu singkat.

6. Rencanakan saat Anda akan belajar
Jika ingin sukses dalam belajar, susunlah jadwal dengan waktu yang spesifik selama sepekan. Dan cobalah untuk tegas dengan jadwal yang telah Anda buat. Mereka yang belajar secara sporadis, biasanya tidak berperforma sebaik pelajar yang telah mengatur waktu belajarnya dengan disiplin.

7. Belajarlah pada waktu yang sama
Tidak hanya apakah penting untuk merencanakan jadwal kapan harus belajar, tetapi, Anda juga belajar untuk konsisten dengan rutinitas belajar harian. Ketika Anda belajar pada waktu yang sama setiap hari dan setiap minggu, maka hal itu akan menjadi bagian yang rutin dalam kehidupan Anda. Secara mental dan emosional, Anda akan lebih mempersiapkan diri saat sesi belajar tiba dan tentunya lebih produktif.


8. Setiap kegiatan belajar harus memiliki tujuan yang spesifik
Menganggap sederhana belajar tanpa arahan yang jelas tidak akan efektif. Anda perlu tahu dengan jelas apa yang Anda butuhkan dalam setiap kesempatan belajar. Sebelum mulai belajar, aturlah tujuan dari belajar yang Anda lakukan. Hal ini akan mendukung tujuan akademik secara keseluruhan.


9. Mulailah dengan pelajaran yang paling sulit
Tugas atau pelajaran yang paling sulit akan membutuhkan usaha, mental, dan energi yang paling besar. Anda sebaiknya memulai dengan hal ini. Sekali Anda bisa menyelesaikan tugas yang paling berat ini, akan lebih mudah untuk menyelesaikan sisanya. Percaya atau tidak, memulai dengan pekerjaan yang paling sulit akan membawa peningkatan yang sangat besar bagi keefektifan sesi belajar dan performa akademis Anda.

10. Jangan pernah menunda belajar
Adalah hal yang sangat mudah umum untuk membatalkan sesi belajar yang telah Anda rencanakan karena tidak tertarik dengan bidang studi, atau Anda memiliki hal lain yang harus dilakukan, atau karena tugas yang diberikan sangat sulit untuk dikerjakan.

Pelajar yang berhasil tidak pernah menunda waktunya untuk belajar. Jika Anda melakukannya, kegiatan belajar Anda menjadi tidak efektif dan Anda tidak akan mendapatkan apa yang dibutuhkan. Penundaan juga akan menimbulkan kekacauan dan menjadi penyebab nomor satu dari kegagalan.

Yakinlah, saat menerapkan trik-trik ini dalam belajar akan membawa perubahan dan peningkatan yang signifikan dalam catatan akademis dan keberhasilan studi Anda. Kuncinya, jangan putus asa!
Sumber: Kompas.com

Guru Yang Berkarakter Lebih Dikenang

Guru lebih mudah dikenal dan diingat siswa. Guru yang berkarakter lebih dikenang dibadingkan guru yang biasa saja (poko’e ngajar).
Jika guru memiliki murid yang selalu diidolakan dan dibanggakan, begitu
pula sebaliknya, murid pun memiliki guru idola. kriterianya :
    • Menerangkan dengan jelas. penyampaian materi yang jelas menjadi poin
      plus untuk setiap guru. Terlebih  guru tersebut mau mengulang materi
      yang telah disampaikan jika masih ada siswa yang kurang paham.
    • Periang dan memiliki rasa humor. Sikap periang dan memiliki selera
      humor dapat mencairkan suasana yang tegang dalam kelas. Hendaknya sikap
      periang dan humor ini ditempatkan pada situasi dan kondisi yang tepat.
    • Menaruh perhatian kepada setiap siswa tanpa menganakemaskan salah
      satu dari mereka. Serta selalu memahami situasi siswa baik fisik maupun
      mental.
    • Memberi motivasi untuk membangkitkan minat dan semangat siswa dalam belajar.
    • Tegas dan sanggup menguasai kelas.
    • Tidak suka ngomel, mencela, dan marah-marah. apalagi tanpa sebab yang logis.
    • Mempunyai pribadi yang bisa dicontoh. Biasanya siswa akan memandang dari penampilan fisik kemudian berlanjut pada kepribadian.
Mulai sekarang mari berusaha dan terus mencoba untuk menjadi guru
sekaligus sahabat yang menyenangkan bagi murid kita. Guru yang
diidolakan oleh muridnya adalah guru yang selalu dicari jika tak hadir.
Murid akan marah jika bukan kita yang mengajar, dan selalu dinantikan
kedatangannya.

Ruang Kelas Ambruk, 2 Tahun Belajar di Teras

Kondisi bangunan SDN Sumbersuko 4, Wangir, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang ambruk, tak bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Hal itu sudah terjadi selama 2 tahun lalu. Jumat (3/2/2012).





MALANG, KOMPAS.com - Malang yang dikenal sebagai kota pendidikan, ternyata masih mengalami masalah di bidang pendidikan. Di SDN Sumbersuko 4 misalnya. Selama dua tahun terakhir, 78 siswa di sekolah yang berada di Wangir, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu, harus rela mengikuti kegiatan belajar di teras sekolah.

Berdasarkan pantauan pada Jumat (3/2/2012), para siswa terlihat mengikuti mata pelajaran dari gurunya, di teras sekolah. "Siswa mau masuk di dalam kelas, khawatir hujan datang. Karena Malang, dalam beberapa hari ini sering hujan. Kalau sudah hujan datang, kelas tak bisa diteempati. Karena semua atap ruangan rusak," cerita Setu, Kepala Sekolah SDN Sumbersuko 4.

"Saat saya jadi kepala sekolah, pada Februari 2011 lalu, kondisi sekolah sudah rusak tiga lokal. Karena kondisi bangunanya sudah tua," kata Setu. Sejak tiga lokal atapnya rusak, kalau hujan air banjir mengenang di dalam kelas, kegiatan belajar mengajar tak lagi di dalam kelas. "Siswa di tiga kelas itu, menempati teras sekolah," kata Setu lagi.

Setelah tiga lokal mengalami kerusakan di bagian atap (plafon), pada 25 Januari lalu, musibah kembali menimpa sekolah ini. "Angin kencang menimpa sekolah. Atap dari seng itu berhamburan dan berakibat atapnya rusak kena hujan," kata Setu.

Akhirnya, karena kerusakan pada ke-6 kelas, kegiatan belajar mengajar terpaksa harus dialihkan ke teras sekolah. "Semua siswa menempati teras. Tapi kalau tidak hujan, masuk di kelas. Tapi siswa dan guru khawatir plafonnya ada yang ambruk lagi," katanya.

Sementara itu, Sania Wardana, salah satu siswi kelas 3, mengaku ketakutan kalau sekolah di dalam kelas. "Takut kalau masuk di kelas. takut ambruk lagi," katanya dengan wajah polos.

Sania dan Setu berharap, ada perhatian khusus dari peemrintah setempat. "Karena pada Desember 2011 lalu, pernah dijanjkan DAK, tapi dibatalkan. Saya tidak tahu apa alasan dibatalkan," keluhnya.

Berani Mengajar, Kenapa Harus Takut Belajar

JAKARTA, – Mutu dan profesionalitas guru masih menjadi tantangan utama pendidikan nasional. Sertifikasi dan peningkatan kesejahteraan guru belum meningkatkan mutu dan profesionalitas mereka. 
UN melemahkan sistem pembelajaran bermutu. Guru jadi malas berinovasi dan kreatif.
– Satria Dharma
Demikian diungkapkan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma di Jakarta, Senin (30/1/2012), terkait Rakernas IGI yang digelar Sabtu (28/1/2012) lalu. Ia mengatakan, ada banyak kendala menyebabkan peningkatan mutu dan profesionalitas ini tidak juga berhasil dicapai. Salah satunya adalah rendahnya motivasi belajar para guru.
"Guru tidak memiliki motivasi belajar. Seolah-olah, guru itu bertugas mengajari siswa dan melupakan belajar untuk meningkatkan kompetensi dirinya," tutur Satria.
Padahal, sambungnya, kalau berani mengajar, maka guru harus berani belajar. Melemahnya motivasi belajar ini berimplikasi pada apatisme dalam pembelajaran. Hal ini dipicu oleh sistem pembelajaran yang berpusat pada ancaman kelulusan, melalui ujian nasional (UN).
"UN melemahkan sistem pembelajaran bermutu. Guru jadi malas berinovasi dan kreatif," katanya.
Untuk itu, lanjut Satria, peran IGI saat ini difokuskan pada upaya peningkatan mutu dan profesionalitas guru. Pihaknya akan terus membantu pemerintah meningkatkan kualitas guru dengan berbagai seminar dan pelatihan guna mengejar ketertinggalan itu.
"Tanpa guru yang bermutu, sulit mengharapkan pendidikan berkualitas," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Satria menegaskan upaya peningkatan profesionalitas guru jangan diganggu oleh kegiatan politik praktis. Di banyak daerah guru menjadi korban pertarungan politik dalam pilkada. Mutasi dan demosi dilakukan bila guru tidak mendukung salah satu kandidat. Ini menciderai profesionalittas guru.
Sudah saatnya, kata dia, guru betul-betul mencari cara dan terobosan baru untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerah masing-masing. (Yudi Wahyudi, S.Pd.I)
kompas-edu